Selain menuntut ilmu, Ia juga aktif dalam mengembangkan dakwah
Islamiyyah, mengajak umat Islam untuk mengikuti ajaran-ajaran Islam
dengan dasar cinta kepada Allah dan Muhammad SAW. Selain di pengajian tetap di Majlis Taklim Kwitang
yang diadakan setiap hari Minggu pagi sejak kurang lebih 70 tahun yang
lalu hingga sekarang dengan kunjungan umat Islam yang berpuluh-puluh
ribu, ia juga aktif menjalankan dakwah di lain-lain tempat di seluruh
Indonesia. Bahkan hingga ke desa-desa yang terpencil di lereng-lereng
gunung.
Selain itu Habib Ali juga berdakwah ke Singapura, Malaysia, India,
Pakistan, Srilangka dan Mesir. Selain itu beliau juga sempat menulis
beberapa kitab, di antaranya Al-Azhar Al-Wardiyyah fi As-Shuurah An-Nabawiyyah dan Ad-Durar fi As-Shalawat ala Khair Al-Bariyyah [4]
Menurut Muhammad Asad, penulis lebih dari 20 buku yang terbit di
Timur Tengah yang puluhan tahun mengenal Habib Ali, menilai, bahwa
majelis taklimnya dapat bertahan selama lebih dari satu abad karena inti
ajaran Islam yang disuguhkannya berlandaskan tauhid, kemurnian iman,
solidaritas sosial, serta akhlakul karimah. Ia juga menjelaskan bahwa
ajaran dakwah Habib Alwi berupa pelatihan kebersihan jiwa, tasauf
mu’tabarah dan dialog antara makhluk dengan al-Khalik serta antara
sesama mahluk. Habib Ali tidak pernah menglajarkan ideologi kebencian,
iri, dengki, ghibah, fitnah dan namimah. Sebaliknya, Habib Ali mengembangkan tradisi kakek-kakeknya dari keluarga ahlul bait
yang intinya menjunjung tinggi nilai kemanusian, menghormati hak-hak
setiap manusia tanpa membedakan manusia atas latarbelakang status sosial
mereka.[5]
habib ali kwitang
06.45 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar